Renungan

NASEHAT SEORANG AYAH

  Suatu hari seorang ayah menyuruh anak2nya kehutan melihat sebuah pohon pir di waktu yang berbeda.
Anak pertama disuruhnya pergi pada musim DINGIN, anak ke2 pada musim SEMI, anak ke3 pada musim PANAS, dan anak ke4 pada musim gugur.
Anak 1 : Pohon pir itu tampak sangat jelek dan batangnya bengkok.
Anak 2 : Pohon-pohon itu di penuhi kuncup2 hijau dan menjanjikan.
Anak 3 : Pohon-pohon itu dipenuhi dg bunga2 yang menebarkan bau yang harum
Anak 4 : Ia tdk setuju dengan saudaranya, ia berkata bahwa pohon itu dipenuhi dengan buah yang matang dan ranum
  Kemudian sang ayah berkata bahwa kalian semua benar, hanya saja kalian melihat di waktu yang berbeda.
Ayah nya berpesan "Mulai sekarang jangan pernah menilai kehidupan berdasarkan satu masa yang sulit"
Ketika kamu sedang mengalami masa2 sulit, segalanya terlihat tdk menjanjikan, banyak kegagalan dan kekecewaan, jangan cepat menyalahkan diri dan orang lain, bahkan berkata bahwa kamu tdk mampu, bodoh dan bernasib sial

INGATLAH!!!!
Tidak ada istilah "NASIB SIAL" bagi orang yang Yakin pada ALLAH SWT
  Jika kamu tdk bersabar ketika berada di musim dingin maka kamu akan kehilangan musim semi dan musim panas yang menjanjikan harapan, dan kamu tdk akan menuai hasil di musim gugur.
"Kegelapan malam tdk seterusnya bertahan, Yakinlah esok pasti akan datang fajar yang mengusir kegelapan".

Sumber : Dari seorang sahabat..


ALLAH Menjawab dengan cara-Nya

           Pada suatuhari, seorang wanita sedang mengajarkan keponakannya. Dia biasanya menyimak apa yang diajarka bibinya, tetapi kali ini dia tidak bisa berkosentrasi. karena salah satu kelerengnya hilang. tiba-tiba anak itu berkata : "B, bolehkah aku berlutut dan meminta Allah untuk menemukan kelerengku ?" ketika bibinya mengizinkan, anak itu brlutut di kursinya, menutup matanya dan berdo'a dengan sungguh-sungguh. kemudian bangkit dan melanjutkan pelajarannya.
           Keesokan harinya, bibinya yang takut do'a keponakannya tidak terjawab dan dengan demikain melemahkan imannya, dengan khawatir bertanya : " Sayang apakah engkau telah menemukan kelerengmu ?"
Tidak Bi", jawab anak itu, "Tetapi Allah telah membuatku tidak menginginkan kelereng itu lagi."
            Alangkah indahnya iman anak itu. Allah memang tidak selalu menjawab doa kita menurut kehendak kita, tetapi jika kita tulus berdo'a, Dia akan mengambil keinginan kita yang bertentangan dengan kehendakNya. masalh terbesar dari do'a adalah bagaimana membiarkannya mengalir dan mengizinkan Allah menjawab dengan cara-Nya.

Sumber : Dari seorang sahabat.






KASIH SAYANG SEORANG IBU

Saat aku sibuk dengan kesibukan aku, aku hampir melupakan betapa pentingnya kasih dari orag tua terutama kasih seorang ibu. Suatu hari disaat aku sibuk dengan meeting di kantor Hp  berdering dan saat aku lihat panggilan dari mamah dan aku abaikan panggilan itu malah aku putus panggilan dari ibu.
                Hp aku beberapa kali berbunyi dan tetap aku abaikan ngak aku angkat. Setelah selesai meeting aku lihat lagi Hp aku dan aku lihat ada beberapa panggilan tak terjawab ternyata dari ibu aku, dan itupun tetap aku abaikan tanpa aku telpon balik lagi. Saat dalam perjalanan pulang dan waktu itu tepat di lampu merah ada seorang anak kecil memakai seragam sekolah SD kira-kira kelas 4 SD menawarkan dagangannya ama aku. Anak kecil itu menawarkan mainan baling-baling dari kertas, seketika itu aku jadi ingat akan ibu aku yang pada saat gw kecil dibuatkan baling-baling yang sama seperti yang dijual oleh anak kecil itu dan akupun membelinya.
                dengan hasil penjualn baling-baling kertasnya itu aku lihat anak kecil itu ke penjual bunga yang ada didekat lampu merah itu dan membeli bunga. Dengan rasa penasaran aku ikuti anak kecil itu pergi, aku ngak nyangka anak kecil itu teryata pergi kesebuah pemakamam dan terus masuk kepemakaman. Aku makin tambah penasaran aja, anak itu aku ikuti terus masuk kepemakamam, dan anak itu menuju kesebuah kuburan.
                Aku lihat dari jauh anak kecil itu meletakan bunganya diatas kuburan itu dan sebuah gambar. Setelah anak kecil itu pergi lalu aku dekati kuburan itu dan aku lihat kuburan itu adalah kuburan ibunya dan anak kecil itu manaruh gambar yang bertuliskan “Selamat Ulang Tahun Ibu”. Seketika itu aku jadi ingat pada ibu aku yang telpon tapi aku abaikan..aku merasa sangat berdosa pada Ibu aku. Tanpa pikir panjang aku langsung meninggalkan pemakaman itu langsung menuju kerumah ibu. Dalam perjalanan aku coba menelpon Ibu tetapi ternyata tidak di angkat oleh Ibu.
                Pikiran aku mulai kacau mungkinkah Ibu marah ama aku, aku coba telpon lagi tapi tetap tidak diangkat juga, aku merasa amat berdosa ama Ibu, aku hanya berharap Ibu mau memaafkan aku yang udah banyak melupakan Ibu..aku emang anak yang tidak berbakti.
                Sesampainya aku dirumah Ibu, aku langsung mencari Ibu, aku lihat ibu lagi duduk diruang tamu sambil memegang dan memandangi mainan aku sewaktu masih kecil, dan aku lihat mata Ibu merah dan masih meneteskan airmata dan aku langsung memeluk Ibu dan mencium kakinya memohon maaf kepada ibu. Dengan penuh kelembutan dan kasih sayangnya Ibu memaafkan, aku emang anak yang ngak berbakti ama orang tua. sambil meneteskan air mata Ibu berkata nak tadi Ibu telpon ingin ucapkan hari ini kamu ulang tahun. Dan seketika itu aku juga ngak tahan juga untuk meneteskan air mata, teryata Ibu ingat akan hari ulang tahun aku.
                Dan aku pun menyesal yang telah mengabaikan Ibu, ternyata biar bagaimanapun kelakuan aku ama Ibu teapi Ibu tetap saja masih memaafkan aku. Oleh sebab itu selagi orang tua masih hidup kita harus berbakti dan membahagiakan orang tua InsyAllah akan berkah hidup kita. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar